Liputan

UKPK GELAR WORKSHOP KEPENULISAN: TIDAK ADA KATA SULIT UNTUK MENULIS!


 

UKPK GELAR WORKSHOP KEPENULISAN: TIDAK ADA KATA SULIT UNTUK MENULIS!

UKPK News- Kemampuan menulis ibarat kebutuhan pokok yang harus dipenuhi oleh mahasiswa. Merespon kebutuhan tersebut Unit Kegiatan Pengembangan Keilmuan (UKPK) Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq (UIN KHAS) Jember mengadakan workshop kepenulisan fiksi dan non-fiksi sebagai bekal dalam membuat karya tulis. Acara tersebut diselenggarakan di Aula lama UIN KHAS Jember yang berlangsung selama dua hari, 26-27 Februari 2022 secara luring, Senin, (28/2).

Ainu Humairo sebagai Koordinator Divisi Media dan Kepenulisan UKPK UIN KHAS Jember menjelaskan bahwa digelarnya acara ini dengan tujuan untuk menggugah para pemuda khususnya mahasiswa agar dapat berkontribusi dalam dunia intelektual, mengontruksi untuk lebih aktif dan kritis melalui karya tulis.

“Acara ini sangat penting untuk anak muda zaman sekarang. Apalagi di era saat ini kita berada di tengah gempuran media online. Seharusnya mahasiswa bisa menghasilkan karyanya sendiri melalui media online itu. Jadi mereka tidak sekadar main-main saja di media,” ucapnya.

Dalam acara tersebut turut hadir dua pemateri hebat, M. Hidayat Aji Ramawidi sebagai pemateri workshop kepenulisan fiksi dan Dr. Minan Jauhari, S. Sos. I., M. Si., sebagai pemateri workshop kepenulisan non-fiksi.

Acara ini juga dihadiri oleh warga aktif UKPK UIN KHAS Jember dan peserta umum seperti mahasiswa Universitas Jember dan mahasiswa Institut Teknologi Nasional Malang.
Pada hari pertama, workshop kepenulisan difokuskan untuk karya tulis dengan genre fiksi yang dikerucutkan pada karya tulis cerita pendek (cerpen).

Aji Ramawidi sebuah nama pena dari pemateri kepenulisan workshop fiksi sebagai narasumber dalam acara tersebut menjelaskan mengenai unsur cerpen meliputi permulaan, bagian tengah (isi) dan bagian akhir. Pada bagian permulaan berisi sekitar 10% dari keseluruhan teks yang menceritakan tentang timbulnya persoalan cerita dengan memuat 5W+1H. Kemudian bagian tengah memuat perkembangan dari konflik yang diajukan dan menggiring cerita menuju klimaks dengan komposisi sekitar 85%. Bagian terakhir memuat pemecahan konflik.

Selain itu Aji Ramawidi juga memberikan rumus untuk menjadi penulis agar tulisannya tidak salah.
“Baca, baca, baca, dan tulis. Jadi 3 kali baca sama dengan 1 kali tulis. Diulangi lagi, baca, baca, baca, dan tulis. Jadi 6 kali baca sama dengan 2 kali tulis. Sekali lagi, baca, baca, baca, dan tulis. Jadi 9 kali baca sama dengan 3 kali tulis. Setelah tulis, tulis, tulis, sama dengan bicara. Bisa disimpulkan, 9 kali baca sama dengan 3 kali tulis sama dengan 1 kali bicara. Semakin sedikit orang bicara, namun semakin banyak orang yang menulis,” tuturnya.

Di akhir penyampaian materi, Aji menegaskan kembali bahwa menjadi seorang penulis harus segera mungkin untuk praktik.

“Kamu mau ikut pelatihan dimanapun sesering apapun, jika teorinya begini-begitu tidak akan menjadi tulisan kalau kamu tidak menulis. Banyak yang mengeluh menulis itu susah. Pekerjaan menulis menjadi susah hanya bagi orang yang malas. Mustahil jika di otak setiap manusia tidak ada isinya,” pungkasnya.
Selanjutnya di hari kedua, workshop kepenulisan dilanjutkan untuk fokus pada karya tulis non-fiksi yang dikerucutkan pada esay.

Dr. Minan Jauhari, S. Sos. I., M. Si., memaparkan materinya mulai dari esensi esay itu sendiri. Kemudian dilanjutkan untuk menjelaskan struktur esay dan langkah-langkah dalam menulis esay. Struktur esay memuat pendahuluan (latar belakang), tubuh esay (isi) dan penutup.

Sedangkan untuk langkah-langkah dalam menulis esay dimulai dari menentukan topik, menyiapkan kerangka sebagai garis besar yang akan dijabarkan, mengumpulkan referensi sebagai materi, menguraikan kerangka, menulis pendahuluan, dan menulis kesimpulan.

“Setelah ide atau isi esay dituliskan, barulah kita bisa menuliskan pendahuluan. Menulis pendahuluan dalam esay memang sebaiknya dilakukan setelah kita selesai menguraikan isi paragraf, bukan sebaliknya,” tuturnya.

Di akhir penyampaian materi sama halnya dengan narasumber pertama, Minan juga mengajak peserta workshop untuk segera menulis. Karena dengan menulis paling tidak orang lain dapat mengetahui bahwa kamu masih hidup (esensi).

“Menulislah, karena tanpa menulis engkau akan hilang dari pusaran sejarah. Meskipun dengan tulisan jelek teruslah untuk menulis. Karena tulisan yang bagus hanya bonus dari kebiasaan,” pungkasnya.

Dengan diseleggarakan acara ini, M. Irsyad Maulana selaku Ketua Umum UIN KHAS Jember menaruh harapan besar kepada peserta workshop kepenulisan khususnya warga aktif UKPK UIN KHAS Jember untuk mengimplementasikan ilmu yang telah didapatkan selama dua hari dengan wujud karya tulis.

“Adanya workshop ini semoga bisa mewadahi mahasiswa terutama warga aktif UKPK UIN KHAS Jember sebagai bekal mereka untuk menghasilkan karya tulis fiksi/non-fiksi. Juga mencetak kader UKPK yang progresif dalam menulis,” pungkasnya.

Reporter: Lia Amelia Rahmah
Editor: Erni Fitriani

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *