Bersuci dari Masa Silam Menyinari 1 Muharram 1442 Hijriyah
Oleh : Maslahah Nuril Sya’baniah
Hijrah? Kata yang tak asing lagi bagi kaum Muslim di seluruh penjuru dunia, terlebih kata Hijrah seakan memutar kembali sejarah pergantian tahun dan hitungan tahun dalam Islam. Sejarah yang tak luput dari rekam jejak memori umat Islam ini menjadi peringatan yang hadir setiap tahun sekali untuk mengenang peristiwa hijrahnya Rasulullah SAW dan para pengikutnya dari Makkah menuju Madinah. Begitupun dengan rangkaian sejarah penyebaran agama Islam dan perjuangan kaum Muslimin yang kemudian dikenal dengan Tahun Baru Hijriyah.
1442 Hijriyah, usia yang tak lagi muda untuk umat Islam telah datang menggantikan detik kehidupan setiap waktunya. Kilau cahaya keagungan bulan Muharram tak luput dari momentum hijrah ma’nawiyah kaum Muslimin yang kembali mengaum menyambut kehadiran Tahun Baru 1442 Hijriyah (1 Muharram). Tak sedikit para Ulama’ berpendapat, mereka mengungkapkan bahwa hijrah ma’nawiyah merupakan hijrah substansial yang diantaranya menyangkut aspek pikiran, mental dan keyakinan.
Lalu, sudahkah kamu mempersiapkan hijrahmu?.
Umumnya, menjelang Tahun Baru Islam 1442 H akan lebih baik dilakukan dengan memperbanyak amal shaleh sebagaimana yang telah dianjurkan untuk menjadi refleksi bagi umat Islam terhadap rasa syukur kepada Allah SWT. Berbagai pertanyaan kian bermunculan, Mungkinkah umat Islam akan tetap menjunjung tinggi nilai-nilai serta amalan-amalan di Bulan Muharram? Meski tanpa hingar bingar kemegahan duniawi? Dan lain sebagainya.
Walau tak disertai coretan kalimat atau nyaringnya suara atas jawaban. Kita, umat Islam dengan bangga mempersembahkan amalan shaleh, saelain puasa memeriahkan tahun baru Islam bisa dilakukan dengan memperbanyak shalawat kepada Nabi Muhammad SAW sebagai bentuk kecintaan kita kepadanya.
Perintah hijrah sebenarnya tidak hanya berlaku saat Tahun Baru Hijriyah saja. Tetapi juga di setiap nafas kehidupan yang diberikan Sang Maha Kuasa, Allah SWT dimana tegas dikatakan dalam firman-Nya: “Dan berkatalah Ibrahim: “Sesungguhnya aku senantiasa berhijrah kepada Tuhanku; sesungguhnya Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS al-Ankabut: 26). Namun, tidaklah menjadi masalah apabila nuansa di Tahun Baru Hijriyah akan sangat kental dengan bau sengat kesucian yang mendalam. Bagai sosok bayi yang baru lahir ke dunia, harapan baru erat tergenggam.
Kesucian lahir dan bathin. Dua hal yang seharusnya menjadi patokan refleksi diri untuk menjadi lebih baik dari sebelumnya. Tak ada kerugian yang diperuntukkan bagi orang yang berhijrah. Bahkan Rasulullah SAW. bersabda yang diriwayatkan Imam Bukhari: “Barangsiapa yang berhijrah untuk Allah dan Rasul-Nya maka hijrahnya untuk Allah dan Rasul-Nya. Barangsiapa yang berhijrah untuk dunia (untuk memperoleh keuntungan duniawi) dan untuk menikahi wanita maka hijrah itu untuk apa yang diniatkannya.” (HR Bukhari).
Ladang intelektual keilmuan juga sangat berperan dalam kesucian diri manusia. Jiwa dan pikiran yang bersih akan menciptakan kehangatan untuk bermuhasabah (intropeksi diri), seperti anjuran Umar bin Khattab yang mengatakan: “Hasibu anfusakum qobla antuhasabu”. “Evaluasilah (hisablah) dirimu sendiri sebelum kalian dihisab (di hadapan Allah kelak)”. Selain itu, jiwa dan pikiran (intelektual) yang bersih juga akan membuat pondasi keimanan, keilmuan, dan kemanusiaan sesuai dengan sunnah Rasulullah SAW.
Besar harapan bagi kita semua, semoga kedatangan Tahun Baru Islam (1442 Hijriyah) bukan hanya disemarakkan, melainkan juga dijadikan ajang refleksi tahunan agar satu tahun yang akan datang menjadi pribadi yang lebih baik. Amiiin Allahumma aamiin.
Selamat Tahun Baru 1 Muharram 1442 Hijriyah
Jember, 19 Agustus 2020