Kesederhanaan di Hari Raya, Kebahagiaan Selamanya
Oleh Dr Abdul Wadud Nafis, LC., MEI
Idul Fitri adalah momen kebahagiaan dan kemenangan setelah menjalani bulan Ramadan. Namun, sering kali euforia perayaan membuat sebagian orang lupa akan pentingnya hidup hemat dan sederhana. Islam mengajarkan keseimbangan dalam segala hal, termasuk dalam merayakan hari besar. Merayakan Idul Fitri dengan hemat bukan berarti mengurangi kebahagiaan, tetapi justru menjadikannya lebih bermakna. Dengan bijak mengelola keuangan, kita bisa menikmati kebersamaan tanpa harus terjebak dalam pemborosan. Bagaimana cara menerapkan sikap hemat dalam perayaan Idul Fitri? Mari kita bahas bersama!
Berperilaku hemat dalam merayakan Idul Fitri merupakan sikap yang selaras dengan ajaran Islam, yang menekankan keseimbangan, kesederhanaan, dan tidak berlebihan dalam segala hal. Berikut beberapa cara untuk menerapkan perilaku hemat saat merayakan Idul Fitri:
1. Membuat Anggaran Lebaran
Sebelum memasuki Idul Fitri, buatlah anggaran yang realistis, mencakup kebutuhan utama seperti zakat, sedekah, makanan, pakaian, dan transportasi. Dengan perencanaan yang baik, pengeluaran tidak akan berlebihan.
2. Mengutamakan Kebutuhan, Bukan Keinginan
Fokuslah pada kebutuhan dasar, seperti makanan untuk keluarga dan tamu, bukan kemewahan yang berlebihan. Jangan tergoda membeli barang-barang konsumtif hanya karena tren.
3. Tidak Berlebihan dalam Membeli Pakaian Baru
Membeli pakaian baru bukanlah kewajiban dalam Idul Fitri. Jika pakaian lama masih layak dan bersih, bisa tetap digunakan. Jika ingin membeli, pilihlah yang berkualitas baik tetapi tetap dalam batas wajar.
4. Bijak dalam Menyiapkan Hidangan Lebaran
Buatlah makanan secukupnya agar tidak terbuang sia-sia. Prioritaskan memasak sendiri daripada membeli makanan jadi yang lebih mahal. Pilih bahan makanan yang bernutrisi tetapi tetap terjangkau.
5. Menjaga Pola Konsumsi dan Tidak Mubazir
Islam melarang pemborosan (QS. Al-Isra’: 26-27). Jangan membeli atau memasak makanan dalam jumlah berlebihan yang akhirnya terbuang sia-sia. Jika ada makanan berlebih, bagikan kepada tetangga atau yang membutuhkan.
6. Menghindari Utang Konsumtif
Jangan sampai merayakan Idul Fitri dengan berutang hanya demi gengsi atau kemewahan. Lebih baik menyesuaikan perayaan dengan kondisi keuangan yang ada.
7. Memanfaatkan Transportasi dengan Bijak
Jika mudik, pilihlah moda transportasi yang sesuai dengan anggaran. Manfaatkan diskon atau promo tiket jika memungkinkan dan pertimbangkan mudik bersama keluarga untuk menghemat biaya.
8. Memaknai Idul Fitri dengan Kesederhanaan
Esensi Idul Fitri bukan terletak pada kemewahan, tetapi pada kebersamaan, silaturahmi, dan kembali pada fitrah. Perayaan yang sederhana tetapi penuh makna akan lebih membawa kebahagiaan daripada pemborosan yang tidak perlu.
Dengan menerapkan sikap hemat dalam merayakan Idul Fitri, kita tidak hanya meneladani nilai-nilai Islam tetapi juga mengajarkan kepada keluarga dan generasi muda tentang pentingnya hidup sederhana, berkah, dan penuh manfaat.
Penutup
Merayakan Idul Fitri dengan hemat bukan berarti mengurangi kebahagiaan, tetapi justru memperkuat makna kemenangan sejati—mengendalikan diri, berbagi dengan sesama, dan menjalani hidup dengan penuh keberkahan. Kesederhanaan bukanlah kekurangan, melainkan cerminan dari kebijaksanaan. Dengan merayakan secara bijak, kita tidak hanya menjaga keuangan, tetapi juga meneladani nilai-nilai Islam yang sejati. Selamat Idul Fitri, semoga kebahagiaan dan keberkahan selalu menyertai!
Daftar Pustaka
1. Al-Qur’an dan Terjemahannya. (Kementerian Agama RI).
2. Al-Ghazali. (2005). Ihya’ Ulumuddin. Jakarta: Pustaka Azzam.
3. Yusuf al-Qaradawi. (1997). Halal dan Haram dalam Islam. Jakarta: Pustaka Al-Kautsar.
4. Rahmat, M. (2019). Ekonomi Islam: Teori dan Aplikasi dalam Kehidupan Sehari-hari. Yogyakarta: UII Press.
5. Suharto, E. (2021). Manajemen Keuangan Keluarga Islami. Bandung: Pustaka Setia.
6. Tim Majelis Tarjih dan Tajdid Muhammadiyah. (2020). Fikih Kehidupan Muslim. Yogyakarta: Suara Muhammadiyah.
7. Zuhairini, et al. (2016). Prinsip-Prinsip Ekonomi Islam dalam Perspektif Al-Qur’an dan Hadis. Malang: UIN Maliki Press.