OpiniRubrik

Paradoksalitas Citra Muslimah di IAIN Jember

Secara sederhana, IAIN Jember merupakan suatu lembaga atau institusi yang berdiri dibawah naungan Kementerian Agama yang notabene masyarakat di dalamnya atau bisa disebut mahasiswa, dosen maupun karyawan yang bekerja disana mayoritas muslim. Identitas kemuslimannya dibuktikan dengan KTP yang berisikan status sebagai warga muslim.
Sebagai seorang muslim dan muslimah sejati, mereka harus berfikir dan bertindak sesuai dengan tuntunan ajaran atau nilai-nilai Islam yang termaktub dalam Al-qur’an dan Hadits. Salah satu aturan dalam Islam adalah mengenai bagaimana seorang muslim atau muslimah berpakaian. Sebab Islam merupakan agama ilahi yang tidak saja mengurusi masalah spiritual belaka melainkan cakupannya meliputi segala bidang seperti halnya ekonomi, politik, sosial, budaya, bahkan aturan tentang tata cara berpakaian yang dibenarkan oleh syariat Islam. Adanya aturan dalam Islam ini bukan dalam rangka memenjarakan atau tidak memberi ruang gerak pada manusia melainkan segala aturan yang telah dicanangkan semata-mata demi kemashlahatan manusia itu sendiri dalam mengarungi bahtera kehidupannya.
Mengenai cara berpakaian, sebagaimana aturan dalam Islam bahwasanya seorang muslim atau muslimah memiliki batasan-batasan tertentu yang dipandang sebagai suatu kewajiban yang harus diikuti bukan karena alasan latar belakang budaya yang berbeda ataupun kultur sosial yang mendominasi lingkungannya.
Dalam tulisan sederhana ini, konteks yang akan kita bahas lebih tertuju pada cara berpakaian seorang muslimah (wanita muslim), bagaimana menempatkan dirinya sebagai sosok yang dimuliakan oleh Allah SWT. Konsepsi aturan bagi seorang muslimah dalam pakaiannya disampaikan oleh Rasulullah SAW dalam sebuah Hadits yang menyatakan bahwa tidak diperkenankan seorang muslimah memilih pakaian yang transparan/tipis, membentuk lekuk tubuh yang dapat memancing pria untuk menggodanya serta pakaian-pakaian lain yang dirasa dapat menarik perhatian semua orang khususnya kaum adam. Begitu halnya dengan realita pakaian yang dikenakan oleh mayoritas wanita muslim di kampus IAIN Jember ini, mereka berpakaian tetapi seolah telanjang sebab pakaian yang mereka kenakan membentuk lekuk tubuh mereka. Serta tidak jarang pun dari mereka yang memilih pakaian tipis atau kerudung tipis sehingga auratnya pun terlihat.
Banyak alasan yang mereka kemukakan menyikapi hal tersebut. Ada yang menyatakan bahwa mereka memilih pakaian tersebut agar penampilan mereka lebih menarik, ada pula yang menyatakan minimnya finansial yang dimiliki untuk membeli pakaian baru lagi, ada pula yang menyatakan bahwa hal itu sudah biasa mengingat zaman telah mengalami perkembangan yang cukup signifikan sehingga perlu adanya pembaharuan termasuk tata cara mereka berpakaian, sebagian lagi dari mereka menyatakan bahwa dengan mereka berpakaian seperti itu adalah untuk melatih diri mereka berpenampilan cantik dan menarik dengan motivasi diterima di dunia kerja.
Berbagai upaya yang dilakukan untuk mencegah menjamurnya hal tersebut di lingkungan kampus, seperti larangan-larangan mahasiswa yang telah termaktub dalam kode etik mahasiswa maupun sebagian dosen yang memberikan peraturan bagi mahasiswanya dengan mewajibkan mahasiswanya berpenampilan islami. Rupanya segala bentuk peraturan yang ada sekedar formalitas yang kecenderungannya tidak ada kesadaran yang signifikan bagi para muslimah khususnya untuk mengubah kebiasaan mereka yang telah mendarah daging tersebut.
Sebagai institusi kampus yang notabene muslim, seyogianya kita mampu memberikan sumbangsih berupa sesuatu yang tidak biasa yaitu dengan mencerminkan diri sebagai identitas muslim dengan melaksanakan apa yang Allah perintahkan dan menjauhi larangannya.

Penulis: Za’idatul Hasanah (Warga ’15)
*Penulis adalah mahasiswi Ekonomi Syariah FEBI IAIN Jember dan Sekretaris Litbang UKPK (Unit Kegiatan Pengembangan Keilmuan)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *