Update

PTEK dan Akhlak: Pilar Kemajuan Bangsa

Oleh Dr Abdul Wadud Nafis, LC., MEI

Kemajuan sebuah bangsa tidak terjadi secara kebetulan. Ia lahir dari proses panjang yang ditopang oleh dua kekuatan besar: kecerdasan intelektual dan ketinggian moral. Dalam era global yang kompetitif ini, ilmu dan teknologi menjadi instrumen utama dalam pembangunan, namun akhlak mulia adalah penuntunnya. Tanpa keseimbangan antara keduanya, kemajuan bisa timpang bahkan merusak.

A. Peran Ilmu dan Teknologi dalam Kemajuan Bangsa

1. Ilmu sebagai Fondasi Peradaban

Sejarah membuktikan bahwa peradaban maju lahir dari budaya ilmu—dari Yunani klasik, dunia Islam abad pertengahan, hingga revolusi industri Eropa. Ilmu menjadi dasar inovasi dan pembaruan.

2. Teknologi sebagai Motor Transformasi

Teknologi mempermudah kehidupan, meningkatkan produktivitas, dan mempercepat pertumbuhan ekonomi. Revolusi digital dan kecerdasan buatan kini membentuk wajah baru dunia.

3. Dampak Langsung terhadap Pembangunan

Ekonomi: industri kreatif, startup teknologi, dan digitalisasi ekonomi.

Pendidikan: akses luas melalui e-learning dan platform online.

Kesehatan: telemedicine dan inovasi alat medis.

Pertanian: sistem pertanian cerdas (smart farming).

4. Kemandirian dan Kedaulatan Bangsa

Bangsa yang menguasai IPTEK tidak mudah dijajah secara ekonomi atau politik. Ia mandiri dalam mengambil keputusan dan dalam mengelola sumber daya.

B. Peran Akhlak Mulia dalam Menjaga Arah Kemajuan

1. Akhlak sebagai Penjaga Nilai dan Tujuan

Kemajuan tanpa akhlak bisa menjadi bumerang: teknologi bisa digunakan untuk merusak, ilmu bisa digunakan untuk menipu. Akhlak membimbing ilmu agar berpihak pada kebaikan.

2. Nilai-Nilai Akhlak yang Kunci

Kejujuran: mencegah korupsi dan manipulasi.

Tanggung jawab: memperkuat etos kerja dan profesionalisme.

Disiplin dan kerja keras: pondasi keberhasilan berkelanjutan.

Keadilan dan empati: mencegah kesenjangan sosial.

3. Akhlak sebagai Sumber Kepercayaan Publik dan Sosial

Masyarakat yang berakhlak tinggi membangun kepercayaan satu sama lain. Ini memperkuat kohesi sosial dan menumbuhkan rasa saling mendukung dalam pembangunan.

C. Sinergi Ilmu, Teknologi, dan Akhlak

1. Integrasi dalam Pendidikan

Kurikulum pendidikan sebaiknya tidak hanya menekankan IPTEK, tetapi juga penguatan karakter dan etika. Inilah esensi pendidikan holistik.

2. Kebijakan Pembangunan yang Berbasis Etika

Pemerintah perlu menempatkan etika dalam setiap kebijakan IPTEK: dari riset, industri, sampai digitalisasi.

3. Membangun Generasi Intelek Berakhlak

Generasi masa depan harus melek teknologi sekaligus berhati nurani. Intelektualisme tanpa moral hanya akan melahirkan generasi pintar tapi tidak bijak.

Penutup

Kemajuan bangsa tidak cukup hanya dengan pembangunan fisik dan ekonomi. Ia harus disertai pembangunan moral dan spiritual. Ilmu dan teknologi mempercepat langkah bangsa, sementara akhlak mulia menentukan ke arah mana langkah itu menuju. Bila keduanya disinergikan, maka kemajuan yang dicapai tidak hanya hebat di mata dunia, tetapi juga membawa maslahat bagi seluruh umat manusia.

Daftar Pustaka

1. Al-Attas, S.M.N. (1980). The Concept of Education in Islam. Kuala Lumpur: International Institute of Islamic Thought and Civilization (ISTAC).

2. Azra, Azyumardi. (2005). Paradigma Baru Pendidikan Nasional. Jakarta: Kompas.

3. Badri, Malik. (2000). Contemporary Issues in Muslim Education. Kuala Lumpur: IIIT.

4. Daryanto & Karim, M. (2017). Pendidikan Karakter di Sekolah: Konsep dan Implementasi. Yogyakarta: Gava Media.

5. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI. (2013). Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Kemendikbud.

6. Nasution, Harun. (1985). Islam Rasional: Gagasan dan Pemikiran. Bandung: Mizan.

7. Rifai, M. (2018). Etika Profesi dan Akhlak Mulia. Bandung: Pustaka Setia.

8. Suryopratomo, T. & Permadi, A. (2019). Revolusi Industri 4.0 dan Masa Depan Pendidikan. Jakarta: Gramedia.

9. UNESCO. (2015). Rethinking Education: Towards a Global Common Good? Paris: UNESCO Publishing.

10. Zakiah Daradjat. (1996). Pendidikan Islam dalam Keluarga dan Sekolah. Jakarta: Bulan Bintang.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *