HIJRIYAH
HIJRIYAH
Kalender Hijriyah adalah penanggalan Rabbani yang menjadi acuan dalam hukum-hukum Islam, seperti ibadah haji, puasa, haul, zakat dan lain sebagainya. Sebelum penanggalan Hijriyah ditetapkan dan digunakan, masyarakat Arab dahulu menjadikan peristiwa peristiwa besar sebagai acuan tahun.
Tahun kelahiran nabi Muhammad SAW disebut sebagai tahun gajah, karena saat itu terjadi penyerbuan Ka’bah oleh pasukan bergajah. dan untuk acuan bulan, mereka menggunakan sistem bulan Qomariyah (penetapan awal bulan yang didasarkan pada fase fase bulan). Sistem itu berlanjut sampai masa rosulullah dan ketika abu bakar ash Shiddiq ditunjuk sebagai Khalifah pengganti rosulullah. Barulah dimasa Khalifah Umar bin Khattab (12-23 H/634-644 H). Kalender Hijriyah ditetapkan sebagai pedoman penanggalan kaum muslimin. Ini berawal dari surat-surat tak bertanggal dari Umar, yang diterima oleh abu Musa Al Asy’ari yang dikala itu menjabat sebagai gubernur Basrah. abu musa mengeluhkan surat surat tsb. kepada sang Khalifah melalui sepucuk surat, “telah sampai kepada kami surat” dari anda tanpa tanggal”.
Dalam riwayat lain, bahwa ada surat dari Umar yang dikirim dibulan sya’ban namun mereka tak tahu apakah sya’ban tahun itu ataukah tahun sebelumnya, karena kejadian inilah kemudian Umar mengajak para sahabat untuk bermusyawarah menentukan penanggalan bagi kaum muslimin. Dalam musyawarah para sahabat muncul usulan untuk menjadikan penanggalan dari kekaisaran Romawi atau Persia sebagai acuan. Ada juga yang mengusulkan dimulai dari tahun diutusnya nabi Muhammad Saw. sayyidina Ali bin Abi Thalib mengusulkan peristiwa hijrah ke Madinah. Umar setuju pada Ali, “persitiwa hijrah menjadi pemisah antara yang Haq (benar) dan yang bathil. “jadikanlah ia sebagai patokan penanggalan”.
Akhirnya para sahabat yg lain sepakat untuk menjadikan peristiwa hijrah sebagai acuan tahun. Landasan mereka adalah QS. at-taubah ayat 108. “Sesungguhnya masjid yg didirikan atas dasar taqwa, sejak hari pertama adalah lebih patut kamu shalat didalamnya.” (QS. At-Taubah: 108). Para sahabat memahami makna “sejak hari pertama” dalam potongan ayat tersebut sebagai hari pertama kedatangan hijrahnya nabi Muhammad. Alasan tidak menjadikan tahun kelahiran nabi sebagai acuan karena dalam hal tersebut terdapat unsur menyerupai kalender Nasrani. Dan alasan tidak menjadikan tahun wafatnya nabi sebagai acuan kalender karena akan menimbulkan kesedihan bagi kaum muslimin.
Kalifah Umar juga menetapkan bulan Muharram sebagai awal kalender Hijriyah atas usulan dari sahabat Utsman bin Affan. Walaupun hijrah terjadi dibulan rabiul awwal, namun tekad untuk melaksanakannya muncul sejak bulan Muharram. Khalifah Umar telah memberikan kontribusi dalam mewujudkan kesatuan aqidah, kesatuan umat dan persepsi dalam menetapkan penanggalan. Para sahabat menjadikan kalender Hijriyah sebagai acuan penanggalan dalam segala urusan kehidupan mereka, baik urusan ibadah maupun dunia.
Kalender Hijriyah merupakan kebanggaan umat Islam dan juga bentuk syi’ar Islam, yang membedakannya dengan agama lainnya. Momen hijrah yg menjadi acuan penaggalan Hijriyah juga memberikan banyak pelajaran dan teladan bagi kita semuanya. Hijrahnya nabi dan sahabat merupakan pengorbanan yang sangat besar. Segalanya mereka korbankan untuk melaksanakan perintah Allah.
“demi Allah engkau (Mekkah) adalah sebaik baik bumi dan bumi Allah yang paling dicintainya. seandainya aku tidak diusir darimu, aku tidak akan keluar meninggalkanmu.” (HR. At-Tirmidzi). Allah memuji kaum Muhajirin (yg berhijrah) sebagai orang-orang yang bertawakkal kepada-nya. Allah menjadikan pahala yang besar kepada mereka, “dan orang-orang yang berhijrah kepada Allah setelah mereka dizolimi, pasti kami akan memberikan tempat yang baik pada mereka di dunia.”
“dan sesungguhnya pahala di akhirat pasti lebih besar, sekiranya mereka mengetahui yaitu orang yang sabar dan hanya kepada Tuhan mereka bertawakal.”(QS. An-Nahl: 41-42). Kaum Muhajirin dan Anshar sungguh setia dan ikhlas mengikuti Rasulullah baik dalam keadaan suka dan duka. “katakanlah, taatilah Allah dan rosul! Jika kamu berpaling, ketahuilah bahwa Allah tidak menyukai orang-orang yang kafir.” (QS. Ali Imron: 32).
Akhirnya mereka berhasil meraih kemenangan yang agung, kemenangan yang bersumber dari Allah yang maha agung. “orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad di jalan Allah, dengan harta dan jiwa mereka adalah lebih tinggi derajatnya disisi Allah.” “mereka itulah orang-orang yang memperoleh kemenangan.” (QS. At-Taubah: 20)
.
Mandahong_
Mendahong ini guru saya..
salam ta’dzim guru🙏